Buah Cinta.....

Aku dalam penantian… [sambungan dari N3 semalam…. Penantian satu penyiksaan]… penantian dalam menghitung hari-hari yang mendatang…. Menanti Buah Cintaku yang pertama yang bakal lahir tidak lama lagi…. Rasa tak sabar nak tunggu… Tak sabar nak lihat… Tak sabar nak gendung dan sudah pastinya tak sabar juga nak menatap wajahnya….. Namun segala ketidaksabaran itu harus ku pendam… harus ku tahan dengan penuh kesabaran juga…. Harapan ku cuma satu, buah cintaku ini akan sempurna mesti tiada yang sempurna dalam segala yang kita miliki dan ingini. Apa pun itulah Buah Cintaku… dan tetap akan terus menjadi buah cinta yang terlalu bermakna dan berharga untuk insan seperti diriku…..

Satu pernantian.....

Kata orang... pernantian itu satu penyiksaan... erm betul ke.... mungkin juga... penyiksaan namun ianya adalah ujian untuk satu kesabaran yang seharusnya terus subur dalam jiwa insan seperti kita kan.. Well aku juga dalam satu penantian... penantian yang terkadang tidak aku nafikan mengundang satu penyiksaan dalam jiwa yang sering diulit tanda tanya... Namun apakah yang membuatkan diri bagai terkurung dalam pernantian itu.... apakah yang telah berjaya menyeret diri dan jiwa pada penyiksaan... Erm... nantikan jawapannya tidak lama lagi..... Apa pun, kesabaran yang masih bersisa masih mampu ku pertahankan walau terkadang nipiskan bagaikan kulit sebiji bawang......

Ketulusan Hati.....







Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Cintaku hanya indah
Hanya bahagia untuk selamanya
Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk dirimu
Kau biarkan kasihku

Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis
hanya tulusnya hati
mencintaimu tak mengenal ragu
keyakinan hatiku hanya untuk dirimu selalu

Cintaku tak berdusta
Tak mengenal ingkar
Tak kenal nestapa
Tak ada seribu janji
Hanya bahagia untu selamanya

Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk dirimu
Kau benarkan kasihku

Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis
hanya tulusnya hati
Mencintaimu tak mengenal ragu
Keyakinan hatiku hanya untuk dirimu selalu

Apa yang kurasakan ini
Persembahan untuk dirimu
Kau dengarkan kasihku

oooo

Mencintaimu tak mengenal waktu
Tak mengenal puitis hanya tulusnya hati
Mencintaimu tak mengenal ragu
Keyakinan hatiku hanya untuk dirimu selalu

Sedikit intro.....

Bila hati terkurung dalam penjara kasih tak berkunci, pintunya pula dibawa entah ke mana. Penantian yang entah di mana paksi akhirnya. Tercari dan mencari dalam seribu kesamaran tanpa sebarang cahaya sebagai panduan. Namun semua itu tidak dihiraukan. Bila cinta sudah tersimpul, tak mungkin mudah untuk mengungkainya.....

Bukan tiada yang menghulur kasih dan cinta, tapi entah mengapa bila hati sudah terbuka, dusta dan khianat pula sebagai balasan hingga membuatkan Nurul Izzah merasakan harganya bagaikan barangan yang diperdagangkan di pasar malam lagaknya.... Justeru itu dibiarkan sahaja hati kembali sepi.......

Ah! Hadirmu membawa getar dalam diriku. Kau kocak emosi cinta dalam naluri wanita ku yang sedang diulit duka. Terkadang aku bertanya, apakah bunga-bunga cinta ini mula berkembang lantas mengharum bak setanggi di taman syurgawi??? Kau sentiasa ada di kala jiwaku meronta di hempas badai dugaan dari insan yang tidak sealiran bahasa. Dalam diam, aku membiarkan kasih sayang ini kian melebar antara kita. Engkau tidak ubah seperti pelangi… biar tak bercahaya namun kau masih mampu memercikkan seri lantas membiaskan diwajah yang mula sirna dari seri......

Pernah satu ketika dulu Nurul Izzah diulit bahagia di samping dia. Tiada sebesar zarah pun cacat cinta kasih sayang di antara mereka. Semuanya sempurna malah mampu membuai lenaku di dakapan bahagia. Namun entah di mana silapnya, hati yang penuh bebunga cinta terkulai layu ditinggalkan sang kumbang yang hilang tanpa berita..... Mengapa tega penderaan ini dihadiahkan pada sekeping hati miliknya dan mengapa secara tiba-tiba kehadiran menjelma kembali bagai menagih ruang di singgahsana sekeping hati....

Nantikan keseluruhan jawapan pada bicara ini.....

Berbicara lagi....

Hari ini aku biarkan lagi jemari ini merenda. Menari walau iramanya aku sendiri kurang arif untuk melenggok dalam bunga tari yang sebagaimana. Erm gemalai ke tarian hari ini… entah… itulah pertanyaan dan jawapan sekeping hati. Lewat kebelakangan ini aku seakan tepercik dengan kerenah Nurul Izzah. Kenapa…. Tersampukkah aku atau mungkin benar antara aku dan Nurul Izzah punya persamaan… Namun siapa sebenarnya Nurul Izzah???? Ah! Aku tidak punya jawapan pada sebuah persoalan yang hadir secara tiba-tiba tanpa salam. Lantas akhirnya aku biarkan sahaja segalanya. Menari dan berlagu mengikut apa yang sudah tersedia.

Satu garapan.....

Menggarap kata tak sesukar melafazkan.... jemari terus menari... mengikut melodi dan rentak yang bergema dari okestra sekeping hati. Ritmanya lahir dari alunan emosi tanpa lirik nan pasti. Namun tidak sukar untuk sekudus jiwa menafsir meski tidak dari lenggok pandangan mata. Justeru itu ku biarkan jemari ini terus menari di pentas sebuah perasaan......